I. Latar Belakang
Stroberi merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beberapa petani di Indonesia, khususnya didaerah dataran tinggi telah melakukan budidaya tanaman stroberi secara komersial. Prospek usaha stroberi sangat menjanjikan, produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga jual yang cukup tinggi. Produk olahan stroberi juga banyak diminati di pasaran, stroberi juga dapat diolah menjadi selai, manisan, sirup, dodol, yoghurt, maupun es krim.
Buah stoberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid,antosianin, dan kaempferol. Kandungan tersebut menjadikan stroberi sebagai alternatif yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko beberapa penyakit kanker dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh. Buah stoberi juga berguna untuk membantu penerapan zat besi dari sayuran yang dikonsumsi. Selain itu, buah stoberi dapat membantu proses diet dan baik bagi penderita diabeters. Buah stoberi juga dapat dimanfaatkan untuk kecantikan, diantaranya obat jerawat, mempercantik kulit, memutihkan gigi, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan. Kandungan gizi pada buah stroberi sangat lengkap, komposisinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Kandungan Gizi
|
Nilai Satuan
|
Air
|
92 g
|
Energi
|
30 Kkal
|
Protein
|
0,6 g
|
Lipid (total)
|
0,4 g
|
Karbohidrat
|
7 g
|
Serat
|
0,5 g
|
Abu
|
0,4 g
|
Kalsium
|
14 mg
|
Besi
|
0,4 mg
|
Magnesium
|
10 mg
|
Fosfor
|
19 mg
|
Kalium
|
166 mg
|
Natrium
|
1 mg
|
Zn, Cu, dan Mn
|
< 0,5mg
|
Vitamin C
|
56,7 mg
|
Lemak Jenuh
|
0,02 mg
|
Lemak tidak jenuh monolipid
|
0,052 mg
|
Lemak tidak jenuh polilipid
|
0,186 mg
|
Kolesterol
|
0
|
Fitosterol
|
12 mg
|
Asam amino
|
522 m
|
Manfaat buah stroberi yang sangat banyak terhadap kesehatan tubuh manusia akan sia-sia kalau di dalam buah yang dikonsumsi terdapat residu pestisida yang sudah mencapai ambang yang dapat membahayakan tubuh yang disebabkan oleh proses budidaya tanamannya menggunakan pupuk ,pestisida dan bahan lainnya yang tidak bijaksana. Kondisi demikian tampaknya tidak dapat dipertahankan lagi, apalagi mengingat pemberlakuan ISO 14000 dalam era globalisasi tentang jaminan kesehatan selama proses produksi hortikultura di dalam pasar global. Residu pestisida dan bahan bahan kimia sintesis lainnya, selain berbahaya bagi kesehatan manusia juga akan berdampak terhadap lingkungan alam sekitarnya. Usaha yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut ialah dengan menerapkan pertanian ramah lingkungan.
Berbagai istilah yang sering kita dengar dalam mewujudkan pertanian sehat antara lain seperti pertanian ramah lingkungan dan pertanian selaras dengan alam yang pada prinsipnya sama, yaitu suatu sistem budidaya pertanian sehat dengan masukan rendah yang akan menjamin keberlanjutan usaha pertanian
Prinsip sistem pertanian sehat ini meliputi : (1) memproduksi bahan makanan yang berkualitas tinggi (bebas dari senyawa / polutan anorganik racun) dalam jumlah yang cukup, (2) memperbaiki dan mendukung siklus biologis dalam usaha tani dengan memanfaatkan mikrobia, flora dan fauna tanah serta tumbuhan dan tanaman, (3) mengelola dan meningkatkan kelestarian kesuburan tanah, (4) meminimalkan segala bentuk kerusakan dan polusi dalam tanah, serta (5) memanfaatkan dan menghasilkan produk pertanian organik yang mudah dirombak dari sumber yang dapat didaur ulang
II. Budidaya Stroberi Ramah Lingkungan.
1. Pemilihan Lokasi , Pengolahan Tanah, Penyiapan Media Tanam
Lokasi lahan untuk penanaman stroberi diusahakan di lahan yang bukan bekas pertanaman kentang, terung, tomat, dan sefamili lainnya minimum 3 tahun terakhir untuk mencegah cendawan verticilium yang menyebabkan penyakit layu.
Pada tanah yang sudah padat perlu digarpu agar lapisan bawah lebih gembur. Tetapi pada tanah yang masih gembur, atau pada tanah dengan struktur ringan bisa diterapkan pengolahan seperlunya saja (minimum tillage) agar tidak merusak struktur tanah,disamping itu dapat menghemat tenaga, waktu serta memanfaatkan air yang tersedia.
Tanah yang baik untuk pertanaman stroberi ialah tanah lempung berpasir dengan pH 5,8 - 6,5. Untuk peningkatan pH digunakan kapur kalsit atau dolomite . Setelah pengapuran biasanya lahan dibiarkan 2-3 minggu sebelum penanaman. Pada lahan kering dosis kalsit 4 ton/ha, sedangkan dolomite 6-7 ton/ha. Untuk meningkatkan bahan organik tanah, tanah diberi tambahan bahan sumber bahan organik yaitu pupuk kandang dan sumber bahan organik potensial setempat, yang tersedia dan mempunyai hara tinggi misalnya sisa tanaman, pupuk hijau, sampah kota, limbah industri, yang terlebih dulu dikomposkan (Porasi :pupuk organik hasil fermentasi).
Pada sistem penanaman dengan karung cara penyiapan media tanamnya sebagai berikut :
- Lapisan dasar karung diisi dengan tanah yang berasal dari lapisan subsoil seberat 12 kg - Lapisan atas untuk tempat tumbuh perakaran diisi dengan media tanam seberat 13 kg
yang terdiri dari campuran tanah topsoil seberat 9 kg dan porasi padat seberat 4 kg.
- Porasi padat sebelum dicampurkan dengan tanah, ditambahkan dulu dengan agen hayati Gliocladium sp - dan Trichoderma untuk memberantas inokulum sumber penyakit tanaman. Setiap 100 kg porasi tambahkan 2 bungkus (200 g),campurkan sampai rata, simpan selama 1 minggu dalam kondisi lembab.
2. Penyediaan Bibit
Idealnya bibit stolon stroberi dihasilkan dari pertanaman khusus untuk bibit, bukan dari tanaman produksi. Bibit F 0 tersebut ditanam di lokasi yang lebih dingin hingga tidak pernah berbuah tetapi hanya menghasilkan stolon hingga tidak perlu dibongkar setiap tahunnya. Dengan cara demikian, bibit dihasilkan selalu berupa bibit F 1. Bibit F 1 ditanam di ketinggian di atas 1.500 m. dpl. Bibit tersebut dikembangkan di dataran yang lebih rendah untuk dibuahkan.
Sebaiknya bibit untuk pertanaman produksi buah tidak melebihi dari generasi F2.
Stolon untuk bibit ini harus dihasilkan dari tanaman induk yang berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.
2. Pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
3. Pembuatan lubang tanam
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
3. Pembuatan lubang tanam
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
4. Cara penanaman
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
5. Penyulaman
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
6. Pemangkasan
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
7.Pemupukan susulan
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/tanaman . Selain dengan pupuk NPK, setelah tanaman berumur 2 bulan dilengkapi pula dengan pupuk porasi cair dengan selang waktu 7-10 hari sekali . Pupuk organik cair disemprotkan keseluruh permukaan tanaman juga bisa disiramkan ke permukaan tanah.
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/tanaman . Selain dengan pupuk NPK, setelah tanaman berumur 2 bulan dilengkapi pula dengan pupuk porasi cair dengan selang waktu 7-10 hari sekali . Pupuk organik cair disemprotkan keseluruh permukaan tanaman juga bisa disiramkan ke permukaan tanah.
8. Hama dan Penyakit Stroberi
8.1 Hama.
a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii).
Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda.
Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat.
b. Tungau (Tetranychus sp -Tarsonemus sp).
Bagian yang diserang: daun, tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok.
c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya.
8.2. Penyakit dan Pengendaliannya
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman.
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman.
Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan
berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman.
Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun,
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/
Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer ).
Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak
saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah
busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, dan gunakan insektisida organik pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman,dan berikan insektisida organik pada awal penanaman.
d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tidak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tidak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat,dan campurkan pada awal penanaman.
9. Pengendalian Penyakit
- Pemakaian bibit yang bebas penyakit,biasanya diperoleh dari penghasil bibit yang
mempunyai reputasi baik. Sudah saatnya kita memiliki daftar nama kultivar benih
beserta status ketahanan dan kepekaannya terhadap penyakit .
- Pilih lahan yang berdrainase baik, peninggian bedengan sangat membantu
memperbaiki drainase
- Lahan penanaman jangan memakai lahan bekas pertanaman famili solanaceae atau
tanaman stroberi yang terkena penyakit layu verticilium.
- Lahan terbuka sehingga terkena sinar matahari yang penuh.
- Hindari pemakain pupuk Nitrogen yang terlalu berlebihan
- Penggunaan mulsa
-Membersihan sisa sisa tanaman sroberi dari pertanaman sebelumnya
- Praktek pengairan/penyiraman diusahakan agar sisa air penyiraman yang menggenang harus secepatnya hilang.
- Lalulintas pemetik/ pekerja dari kebun yang terinfeksi ke kebun yang tidak terinfeksi
dihindari
III. PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN
Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.
Penanganan panen dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
2. Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik.
Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah.
Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies;
(2) warna dan kematangan buah seragam.
Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies;
(2) bentuk dan warna buah bervariasi.
Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I
yang masih dalam keadaan baik.
3. Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan
atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen.
Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.
1 komentar:
mg sukses selalu..
Posting Komentar