Rabu, 28 Maret 2012


" Selamat Datang "


Allhamdulillah Puji dan Syukur saya ucapakan kepada Allah SWT yang dengan rahmat-Nya lah akhirnya saya mampu merintis blog milik saya yang alhamdulillah sudah saya rencanakan pembuatannya sejak dari dulu dan baru saat ini bisa saya rintis. Semoga dengan kemunculan blog saya ini bisa menjadi wadah pembelajaran khususnya bagi saya sendiri serta para pembaca pada umumnya.

Shalawat serta salam tak henti-hentinya selalu saya curahkan kepada sang pemimpin sejati yaitu Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat serta Kita semua sebagi umatnya Amin ya rabbal a'lamin.

Blog ini merupakan rumah saya didunia maya dimana lewat media inilah saya bisa berkomunikasi dengan anda. Beberapa artikel yang saya tuliskan didalam blog ini dibuat semata-mata hanya untuk keperluan dokumentasi pribadi dan sharing saja sehingga apabila anda menemukan sesuatu yang perlu diberikan tanggapan terhadapnya maka alangkah baiknya kalo anda memberikan tanggapan tersebut kepada saya. Tanggapan yang anda berikan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi saya dimana untuk kedepannya saya akan membuat tanggapan tersebut menjadi suatu pedoman dalam melakukan koreksi sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih bagi saya pribadi serta bagi anda para pembaca.

Akhir kata saya mengucapkan " selamat membaca"

Prinsip Teori Pembentukan Gas Bio


1.  Latar belakang

Peningkatan jumlah penduduk ,peningkatan pendapatan serta kesadaran akan gizi telah mendorong terhadap kegiatan perekonomian dalam rangka  penyediaan berbagai jenis bahan pangan.  Diantara bahan  pangan tadi, makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia ialah tahu karena selain harganya terjangkau dan mengandung protein yang tinggi.  Oleh karena itu pangsa pasar tahu sangat luas sehingga banyak  pengrajin yang terjun untuk menekuni usaha ini.  Usaha pembuatan tahu menghasilkan hasil sampingan yang berupa ampas tahu yang cukup banyak.  Ampas tahu masih mengandung  gizi cukup tinggi dan baik untuk makanan ternak sapi. Dalam rangka memanfaatkan ampas tahu tadi, banyak pengrajin tahu juga melakukan diversifikasi usahanya dengan  kegiatan beternak sapi perah , karena kebutuhan masyarakat yang meningkat baik  terhadap   produk susu  maupun olahannya (es yohurt)   . Salah satu tempat yang melakukan kegiatan terpadu antara pengusahaan tahu dan ternak sapi perah berada di kelurahan Nagrog Indihiang kecamatan Indihiang kota Tasikmalaya.
Walaupun ternak sapi perah dapat memanfatkan  limbah tahu yang berupa ampas , akan tetapi di sisi lain ternak sapi juga menghasilkan  kotoran sapi yang menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan.  Upaya mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh kotoran tersebut telah dilakukan tetapi sebatas  untuk pembuatan pupuk organic, padahal kotoran sapi ini dapat pula diolah  menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu  gas bio/ biogas. Selain dari kotoran sapi, bahan baku untuk biogas ini berasal dari berbagai macam seperti sampah, kotoran manusia, kotoran hewan lainnya. Limbah-limbah  organik (biomassa) tadi dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses pencernaan oleh bakteri  anaerob (tanpa oksigen).  Gasbio yang dihasilkan berupa campuran beberapa gas yang tergolong bahan bakar , yaitu gas  metan (CH4) dan gas karbondioksida (CO2). Produksi gas metan dari biomassa bukan merupakan proses yang baru.  Alexander Volta di abad 18 (1776) menemukan gas metana dalam gas yang dihasilkan rawa/ payau. Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Becham (1868) murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan gas metan.
Kotoran sapi merupakan campuran antara  feces, urin dan sisa sisa pakan tersusun dari bahan-bahan organic yang strukturnya rumit dan berupa rantai yang panjang.  Di dalam kotoran sapi secara alami terdapat bakteri yang akan  menggunakan energi yang terdapat pada bahan organic tadi. Rantai panjang bahan organic perlu dipecah dulu menjadi rantai pendek agar energi yang ada dapat digunakan oleh bakteri melalui serangkaian reaksi. Pemecahan rantai panjang menjadi rantai pendek oleh enzim yang terdapat pada bakteri disebut reaksi pembusukan (fermentasi) yang akan membentuk gas bio yaitu metana.

2.  Pencemaran lingkungan oleh limbah kotoran sapi.
 Kotoran sapi sebagai limbah pengusahaan peternakan dapat menjadi penyebab menurunnya mutu lingkungan melalui pencemaran lingkungan yang akan  menggangu kesehatan manusia. 
 Feces dan urine merupakan komponen terbesar dari kotoran sapi ,masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran.  Suatu studi mengenai pencemaran air (air permukaan dan air bawah tanah)  oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5000 kg, selama satu hari kotorannya dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3 air.   Sapi dengan bobot 450 kg menghasilkan limbah berupa feses dan urin lebih kurang 25 kg per hari sehingga jumlah air yang mendapatkan pencemaran dapat dihitung, apalagi kalau pembuangan kotoran tadi dilakukan langsung ke sungai.  Salah satu akibat pencemaran air tersebut ialah meningkatnya kadar nitrogen sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen yang disebabkan oleh proses nitrifikasi.  Pencemaran air juga terjadi karena proses dekomposisi  kotoran ternak akan meningkatkan  BOD dan COD (Biological/Chemical Oxygen Demand).
Selain melalui air pencemaran juga  terjadi secara biologis .  Kotoran yang basah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan lalat.  Pencemaran biologis lainnya ialah adanya pathogen yang membahayakan manusia seperti adanya Salmonella sp penyebab disentri, dan penularan penyakit antraks.
Dalam keadaan keringpun  kotoran sapi dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu, dan bau yang ditimbulkannya.    
Pengaruh negative lainnya  yaitu proses pencernaan sapi akan menghasilkan gas metan yang cukup tinggi yang merupakan salah satu gas yang menyebabkan pemanasan global dan perusakan ozon.
3.  Potensi Kotoran Sapi sebagai penghasil Gas Bio
Substrat yang dianggap paling cocok sebagai bahan dasar pembuatan gas bio yaitu kotoran sapi karena substrat tersebut telah mengandung bakteri di dalam system pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput atau hijauan berserat tinggi.
 Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tinja sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa, 10.20 % lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26 total nitrogen, 27.56 CN ratio 6:1 0.73% P, dan 0.68% K. Hewan – hewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa dan kandungan lainnya didalam rumput menjadi molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Sisa pencernaan oleh   bakteri anaerobic  di dalam perut sapi ini adalah gas metana yang dikeluarkan oleh sapi melalui mulut.
Bakteri yang terbawa oleh kotoran sapi apabila digunakan untuk produksi gas bio dalam tangki penghasil gas (pencena) akan mempercepat terbentuknya gas bio.  Komposisi gas bio terdiri dari : metana  antara  50 – 80%, 20 – 50% karbondioksida dan sedikit gas lain seperti karbon monooksida, hidrogen, nitrogen, oksigen,hidrogen sulfide. Kualitas gas bio yang baik adalah gas bio yang kadar metananya tinggi (diatas 70%). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada gas bio.  Gasbio memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3
Pada umumnya peternak sapi di Indonesia mempunyai rata- rata 2 – 5 ekor sapi dengan lokasi yang tersebar tidak berkelompok ,melakukan pembuangan limbahnya dengan begitu saja ke lingkungan.   Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses.
Hasil biogas dari rata 3 – 5 ekor sapi tersebut setara dengan 1-2 liter minyak tanah/hari .  Volume gas bio 1 m3 setara dengan elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter kayu bakar 3,5 kg.
 .
3.  Mekanisme pembentukan gas bio.

Pembentukan gasbio dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap yaitu tahap Hidrolisis, tahap Asidifikasi dan tahap pembentukan gas metan (metanogenik).  Pembentukan gas bio dapat dilihat pada gambar 1. di bawah ini.

 
Gambar 1.  Pembentukan Gas Bio
1.  Tahap I (Hidrolisis).
Tahap  ini dikenal pula sebagai tahap pemecahan polimer oleh enzim yang berasal dari bakteri. Pada tahap hidrolisis terjadi pelarutan bahan-bahan organic dan pencernaan bahan organic komplek menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer dengan bantuan air (hidro). Contohnya ialah :
·      Celulosa yang  terdiri dari polimer gula dipecah menjadi gugus gula oleh selulase,
·        amilosa oleh amylase menjadi gula (monosakarida),
·       protein oleh protease  menjadi peptide dan asam amino
·       lemak oleh lipase menjadi asam lemak.
2.  Tahap pengasaman.
·         Pada tahap ini, bakeri mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi  asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2). Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya.
·         Selain itu bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi asam organic (Asam propionate, asam butirat),  alkohol,  asam amino, karbondioksida, H2S, dan sedikit gas.

3.  Tahap Pembentukan Gas Metana
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan
berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai
contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk
metana dan CO2. Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara
simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk
bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana
menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses
simbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganismepenghasil asam.
Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung pada saat pembentukan gas 


Bakteri yang membantu dalam proses-prosses ini ialah : Bakteri yang membantu dalam proses Streptococcus bovis, . Butyrivibrio fibrisolvens, Bacteroides succinogenes, , Methanobrevibacter ruminantium, Methanobacterium formicicum , Methanobacillus, ethanomicrobium mobile, Methanococcus, Methanobacterium, dan Methanosarcina




4. Penutup
Dari uraian diatas jelaslah bahwa kotoran sapi sangat berpotensi untuk pembuatan gas bio karena ketersediannya cukup sebagai limbah dari usaha peternakan , juga sudah mengandung bakteri – bakteri yang dapat mempercepat terbentuknya gas bio apabila diproses dalam tangki pencerna (bio digester).  Pembuatan gas bio yang berasal dari kotoran sapi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta mengurangi gas metan sebagai salah satu gas penyebab pemanasan global.  Serangkaian tahapan reaksi harus dilalui agar kotoran sapi  menghasilkan gas bio yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman dan tahap pembentukan gas metan.  Reaksi-reaksi tersebut hanya akan terjadi oleh bantuan bakteri-bakteri anaerobic yang mengasilkan enzim.

Daftar Pustaka:

http://www.energysavers.gov/your_workplace/farms_ranches/index.cfm/mytopic=30003, How Anaerobic Digestion (Methane Recovery) Works [dikunjungi  16 April 2010].

http://crat.sci.waikato/farm/content/microbiology.html#, cowsgut,[dikunjungi  16 April 2010].

http://crat.africa-web.org/Biogas/BIOGAS%20CHEMISTRY.htm ,Biogas Chemistry [dikunjungi  16 April 2010].
Kharistya amar, 2004, Rancang Bangun dan Uji Kinerja Biodigester Plastik Polyethilene Skala Kecil, Skripsi, Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ,Bandung Adobe Acrobat Document

Pengolahan Daun Lidah Buaya


I.  Pendahuluan
            Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan agroindustri semakin luas dan produk yang dihasilkan semakin beraneka ragam. Pangan merupakan suatu permasalahan vital karena menyangkut kebutuhan gizi seseorang. Guna menunjang hal tersebut diperlukan makanan yang memiliki nutrisi baik dan tentunya didukung oleh teknologi pengolahan pangan yang tepat. Adanya beraneka ragam produk yang beredar di pasar membuat masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, sehingga muncul trend untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami (back to  nature). Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan membuat permintaan terhadap produksi.
            Tanaman lidah buaya (aloe vera) dewasa ini merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agroindustri.
            Lidah  buaya atau bahasa latin disebut dengan Aloe vera sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Bentuknya yang unik, mirip tanaman kaktus, berduri, daunnya yang menjulur ke atas, kaku bagai lidah atau pedang yang tajam serta berlendir, membuat masyarakat mudah untuk mengingatnya. Saat ini mungkin hampir semua ibu-ibu atau pecinta tanaman mempunyai tanaman lidah buaya di pekarangan rumah mereka sebagai penghias kebun. Lidah buaya yang ditanam di depan rumah, selama ini kita mengetahui dapat dimanfaatkan sebagai penyubur rambut tetapi masih banyak juga khasiat lain yang terkandung pada tanaman ini. Selain itu Aloe vera juga dapat diolah menjadi berbagai makanan ataupun minuman menyehatkan ataupun beberapa produk kesehatan  lain setelah melalui proses pengolahan.
2.  Kandungan Gizi dan Manfaat Lidah Buaya
      Kandungan  gizi dalam pelepah daun lidah buaya sangat lengkap terdiri dari : aloin,dan atrakuinon untuk memperlancar pencernaan,  aloenin, aloesin, emodin, minyak atsiri ,karbohidrat  (lignin, glukomanan),lipida (cholin,inositol,asam folat ),  vit A, B1, B2, B3, B12, C, E, K, Mineral Ca, Mg, K, Sodium (Na), Fe, Zn). Enzim amilase, catalase, selulase, carboxipeptidase, berbagai asam amino.
            Banyak kelebihan dan potensi sebagai bahan pangan karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan. Bagian-bagian lidah buaya yang digunakan antara lain daun, getah daun dan gel bening. Potensi ini sebenarnya sudah mulai dikembangkan namun sampai saat ini belum termanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian tanaman lidah buaya mempunyai begitu banyak manfaat untuk kesehatan, maka penggunaan lidah buaya yang semakin bervariasi akan meningkatkan nilai ekonomi dan selera konsumen terhadap lidah buaya.
            Pengobatan dengan lidah buaya juga tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah pengobatan Arab, Yunani, India, dan China. Di China tanaman ini dipercaya ampuh sebagai  obat awet muda, dan hasil penelitian terkini menyebutkan bahwa lidah buaya mampu memperbaiki sel kulit yang rusak. Ada juga yang menyebutkan khasiat tanaman ini untuk mengatasi impotensi. Seorang ahli farmasi Romawi bernama Pedianos Discorides membuat deskripsi lengkap tentang lidah buaya. Ia menyebutkan khasiatnya antara lain sebagai obat tidur, sembelit, memar, sakit mata, dan luka pendarahan. Di Afrika, lidah buaya dipasang dipintu masuk setiap rumah dengan maksud ada harapan hidup yang panjang dan berjalan baik, ia juga sebagai jimat penolak bala dan kekuatan jahat. Selain itu para pemburu di Kongo selalu membaluri sebagian tubuh mereka dengan lidah buaya supaya binatang buruan tidak kabur lantaran mencium bau manusia. Gel lidah buaya juga dipakai anak-anak Kolombia untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan serangga. Berbagai penelitian di Amerika, Rusia, Arab,India dan Jepang telah membuktikan keampuhan dari tanaman ini bagi kesehatan. Aloe vera potensial mengurangi kadar gula pasien diabetes, menekan pertumbuhan sel kanker bahkan menghambat pertumbuhan virus HIV.
Selain memanjakan lidah, kebiasaan menkonsumsi lidah buaya mampu mencegah kanker karena kandungan acemannan yang berfungsi sebagai imunostimulator atau meningkatkan kekebalan tubuh. Pemanfaatan lidah buaya tidak hanya berkhasiat untuk kesehatan saja, seiring dengan perkembangan zaman, banyak produk kecantikan yang tersedia di pasaran. Ada sabun muka, krim mata, obat creambath, sampai pelembab bibir dengan bahan baku Aloe vera.
            Tanaman lidah buaya juga bermanfaat untuk mengurangi pencemaran lingkungan karena dapat menyerap gas yang mencemari lingkungan melalui kemampuanya mengasimilasi zat tersebut lewat mulut daunnya.
            Pelepah daun sukulen (daging tebal,  berlendir /gel) dapat diolah menjadi berbagai makanan olahan yang bernilai gizi tinggi.  Berbagai makanan olahan tersebut ialah : jus,cocktail / manisan ,teh ,selai ,jelly,dodol ,dll.
            Sekarang ini pelepah daun lidah buaya dijadikan komoditi perdagangan internasional, Jepang merupakan negara dengan kebutuhan pelepah buaya terbesar yaitu 300 ton/bulan, untuk berbagai bahan baku seperti, kosmetik, makanan dan minuman kesehatan.  Sedangkan negara eksportir terbesar ialah : Brazil dan Thailand. Selain itu, Indonesia saat ini masih mengimpor hasil dari olahan lidah buaya seperti sabun, samphoo, powder dan olahan lainnya. Melihat kebutuhan pasar ekspor yang besar tersebut, maka budidaya lidah buaya merupakan usaha bisnis yang menggiurkan.

3.  Makanan , minuman berbahan baku Aloe vera
            Bagian-bagian dari tanaman lidah buaya yang umum dimanfaatkan adalah: (a) daun, daging daun yang dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak, (b) eksudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan kental), secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan luka, dan sebagainya, (c) gel (bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan).
            Makanan dan minuman berbahan baku tersebut diantaranya ialah :
·         Cocktail/Nata de aloe/Cendol
·          Selai/dodol/Jelly
·         Risoles
·         Minuman sari lidah buaya
·         Teh lidah buaya
·         ice cream
(1). Pembuatan Cocktail/Nata de Aloe/Cendol
Alat yang digunakan yaitu:pisau, baskom, talenan, dll, sedangkan bahannya yaitu : daun Aloe vera, air kapur, sirop, gula
Cara membuatnya :
Kupas kulit lidah buaya
-  Potong lidah buaya bentuk dadu
 
- Rendam potongan Aloe vera dalam air kapur selama 1 hari
-  Bilas potongan Aloe vera dengan air sampai bersih
-  Rebus potongan Aloe vera kedalam air yang sudah mendidih sekitar 10 menit
Produk dari Nata de Aloe vera yang sudah jadi bisa digunakan untuk membuat es campur,  
    es buah atau campuran makanan misalnya jelly lidah buaya.

Pembuatan Aloe vera dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram alir proses pengolahan daun lidah buaya dalam sirup untuk industri kecil (Djubaedah, 2003, Pengolahan lidah buaya dalam sirup, Balai Besar Industri Agro)


(2).  Pembuatan cendol/ dawet.
Alatnya  dan bahannya sama hanya gula yang dipakai gula merah (gula kawung/kelapa) dan santan . Cara pembuatan sama hanya potongan lidah buaya dipotong panjang, setelah dipotong panjang direndam dalam air jeruk nipis selama 1 hari.   Setiap 12 jam sekali air jeruk diganti. Setelah itu dibilas dengan air bersih. Rebus ke dalam air mendidih sebentar, campur dengan sirup gula merah dan lengkapi dengan santan tambahkan es batu.
(3). Selai
Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari campuran 45 bagian berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai atau jeli adalah pektin, asam, dan gula dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.
Selai lidah buaya adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat dari bubur daging lidah buaya. Pembuatan bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal. Berikut ini adalah cara sederhana mengolah lidah buaya menjadi selai:
Bahan-bahan
1.      1 kg daging lidah buaya.
2.      500 gram Gula Pasir.
3.      0,1 % asam askorbat atau 1 gram per liter air atau asam sitrat 0,2 % atau 2 gram per liter.
4.      0,5 % natrium benzoat atau 5 gram per kg daging lidah buaya.
5.      3 gram agar-agar bubuk atau ½ bungkus.

Cara Membuat

1.      Lidah buaya yang sudah bersih direndam di dalam larutan asam askorbat selama 15 menit, lalu ditiriskan dan dihancurkan menggunakan blender.
2.      Hasil hancuran ini dipanaskan sesaat, kemudian ditambahkan gula pasir, asam sitrat, dan agar-agar.
3.      Dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk, lalu ditambahkan bahan pengawet benzoat.
4.      Jika telah terbentuk gel, pemanasan dihentikan dan busa yang ada di permukaan selai dibuang.
Selai siap dikemas dalam botol

(4).  Minuman Sari Lidah Buaya.
Cara pembuatan :
Langkah-langkah pembuatan minuman dari lidah buaya adalah sebagai berikut :
1.        Tahap pertama adalah pemilihan daun lidah buaya. Pilih daun yang tebal dan belum terlalu tua, karena daun yang demikian rasa getirnya belum terlalu tajam. Ciri-ciri daun yang belum terlalu tua adalah : warnanya hijau bintik-bintik putih bagian tepi daun berduri lunak dan pucat.
2.        Tahap selanjutnya cuci daun lidah buaya sampai bersih , kupas bagian kulitnya dan
        ambil  dagingnya.
3.           Ke dalam potongan daging lidah buaya tambahkan air dengan perbandingan 4 : 1 antara
        daging dan air yang digunakan
4.    Blender campuran daging dan air sampai hancur, kemudaian ekstraknya disaring dengan
        kain penyaring atau dengan menggunakan saringan plastik.
5.   Tahap selanjutnya, tambahkan gula pasir sejumlah 10-15% , asam sitrat sejumlah 0,1 –
      0,25 %, garam dapur sejumlah 0,025 – 0,1%, esence dan pewarna secukupnya.
     6.  Kemudian campuran bahan-bahan tersebut dimasak dengan suhu 85-900C selama kurang
          lebih 20-25 menit.
 7. Dalam keadaan masih panas, masukan larutan tadi kedalam botol-botol yang sudah disterilkan yaitu dengan cara dimasak dalam air mendidih selama kurang lebih 1-2 jam. Banyaknya larutan yang dimasukkan ke dalam botol sebaiknya tidak terlalu penuh , yaitu dengan menyisakan ruang udara sebanyak 1,5 - 2,5 cm dari bagian atas botol.
8.  Kemudian botol-botol yang berisi larutan lidah buaya tadi dipanaskan dalam air mendidih
      selama kurang lebih 10-15 menit. Kemudian angkat botol dan tutup dengan segera.
9.  Langkah berikutnya, biarkan botol-botol berisi minuman lidah buaya tersebut dingin pada
      suhu ruangan.
10.  Tahap terakhir dari pembuatan minuman lidah buaya ini adalah pemberian label pada
       botol

(5) Risoles isi Ragout Lidah Buaya

Bahan untuk kulit :
150 g tepung terigu
1 butir telur, kocok lepas
300 ml air
1 sdm mentega/margarin, lelehkan
¼ sdt garam halus

Bahan untuk Isi:
250 g koktail lidah buaya matang
60 g daging kakap cincang
1 batang daun bawang, iris halus
1 sdt gula pasir
1 sdm kecap asin
1 sdt ketumbar, haluskan
3 siung bawang putih, haluskan
4 butir bawang merah, haluskan
1/2 sdt lada halus
1/2 sdt garam halus
3 sdm minyak goreng
Lapisan:
2 butir telur, kocok lepas
60 g tepung panir

Cara Membuat:
1. Kulit: Campur tepung terigu, dengan air, mentega, telur dan garam, aduk rata. Saring. Panaskan wajan datar anti lengket yang telah diberi sedikit minyak. Tuang satu sendok sayur adonan kulit. Buat dadar tipis. Lakukan hingga adonan habis. sisihkan.
2. Isi: Panaskan minyak, tumis bawang merah, bawang putih dan ketumbar hingga harum. Masukkan daging ikan cincang, aduk hingga ikan berubah warna. Masukkan koktail lidah buaya yang telah dirajang. Bumbui dengan lada, garam, kecap asin dan gula pasir. Masak sambil sesekali diaduk hingga semua bahan matang. Angkat.
3. Ambil satu lembar kulit risoles. Masukan 2 sendok makan bahan isi. Lipat dan gulung. Lakukan hingga habis. 
4. Celupkan risoles ke dalam kocokan telur dan gulingkan ke atas tepung panir hingga seluruh permukaan terselimuti tepung.
5. Panaskan minyak, goreng risoles hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan, angkat. Atur di dalam piring saji. Hidangkan hangat.


 (6).  Racikan Berkhasiat Obat dari Lidah Buaya:
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan cacingan, luka bakar, bisul, luka bernanah; amandel, sakit mata, keseleo, kosmetik, jerawat. Bagian dari Lidah Buaya yang berkhasiat obat: daun, bunga dan akar.
(a).  Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
(b).  Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.
( c).  Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
(d).  Kencing manis (DM):
1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan.
(e).  Batuk rejan:
Daun sekitar 15 – 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum.
(f).  Syphilis:
Bunga ditambah daging: Direbus, minum.
(g).  Cacingan, susah buang air kecil:
15 – 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum.
(h).  Sesak nafas (asma) :
ambil 1 tangkai lidah buaya, cuci bersih, panggang, kemudian diperas. minumlah hasil perasan setelah di beri gula batu atau madu.
(i).  Wasir:
1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok makan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali.
(j).  Sembelit (pencahar):


 
ambil 1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya, isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali.


PERHATIAN :
"Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare"

Budidaya Strawberry Ramah Lingkungan


I.  Latar Belakang
            Stroberi merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beberapa petani di Indonesia, khususnya didaerah dataran tinggi telah melakukan budidaya tanaman stroberi secara komersial. Prospek usaha stroberi sangat menjanjikan, produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga jual yang cukup tinggi. Produk olahan stroberi juga banyak diminati di pasaran, stroberi juga dapat diolah menjadi selai, manisan, sirup, dodol, yoghurt, maupun es krim.
            Buah stoberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid,antosianin, dan kaempferol. Kandungan tersebut menjadikan stroberi sebagai alternatif yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko beberapa penyakit kanker dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh. Buah stoberi juga berguna untuk membantu penerapan zat besi dari sayuran yang dikonsumsi. Selain itu, buah stoberi dapat membantu proses diet dan baik bagi penderita diabeters. Buah stoberi juga dapat dimanfaatkan untuk kecantikan, diantaranya obat jerawat, mempercantik kulit, memutihkan gigi, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan. Kandungan gizi pada buah stroberi sangat lengkap, komposisinya dapat dilihat pada Tabel 1.

Kandungan Gizi
Nilai Satuan
Air
92 g
Energi
30 Kkal
Protein
0,6 g
Lipid (total)
0,4 g
Karbohidrat
7 g
Serat
0,5 g
Abu
0,4 g
Kalsium
14 mg
Besi
0,4 mg
Magnesium
10 mg
Fosfor
19 mg
Kalium
166 mg
Natrium
1 mg
Zn, Cu, dan Mn
< 0,5mg
Vitamin C
56,7 mg
Lemak Jenuh
0,02 mg
Lemak tidak jenuh monolipid
0,052 mg
Lemak tidak jenuh polilipid
0,186 mg
Kolesterol
0
Fitosterol
12 mg
Asam amino
522 m

            Manfaat buah stroberi yang sangat banyak terhadap kesehatan tubuh manusia akan sia-sia kalau di dalam buah yang dikonsumsi terdapat residu pestisida yang sudah mencapai ambang yang dapat membahayakan tubuh yang disebabkan oleh proses budidaya tanamannya menggunakan pupuk ,pestisida dan bahan lainnya yang tidak bijaksana. Kondisi demikian tampaknya tidak dapat dipertahankan lagi, apalagi mengingat pemberlakuan ISO 14000 dalam era globalisasi tentang jaminan kesehatan selama proses produksi hortikultura di dalam pasar global. Residu pestisida dan bahan bahan kimia sintesis lainnya, selain berbahaya bagi kesehatan manusia juga akan berdampak terhadap lingkungan alam sekitarnya.  Usaha yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut ialah dengan menerapkan pertanian ramah lingkungan. 
Berbagai istilah yang sering kita dengar dalam mewujudkan pertanian sehat antara lain seperti pertanian ramah lingkungan dan pertanian selaras dengan alam yang pada prinsipnya sama, yaitu suatu sistem budidaya pertanian sehat dengan masukan rendah yang akan menjamin keberlanjutan usaha pertanian
Prinsip sistem pertanian sehat ini meliputi : (1) memproduksi bahan makanan yang berkualitas tinggi  (bebas dari senyawa / polutan anorganik racun) dalam jumlah yang cukup,  (2) memperbaiki dan mendukung siklus biologis dalam usaha tani dengan memanfaatkan mikrobia, flora dan fauna tanah serta tumbuhan dan tanaman, (3) mengelola dan meningkatkan  kelestarian kesuburan tanah, (4) meminimalkan segala bentuk kerusakan dan polusi dalam tanah, serta (5) memanfaatkan dan menghasilkan produk pertanian organik yang mudah dirombak dari sumber yang dapat didaur ulang

II.  Budidaya Stroberi Ramah Lingkungan.
1. Pemilihan Lokasi , Pengolahan Tanah, Penyiapan Media Tanam
            Lokasi lahan untuk penanaman stroberi diusahakan di lahan yang bukan bekas pertanaman kentang, terung, tomat, dan sefamili lainnya minimum 3 tahun terakhir untuk mencegah cendawan verticilium yang menyebabkan penyakit layu.
            Pada tanah yang sudah padat perlu digarpu agar lapisan bawah lebih gembur.  Tetapi pada tanah yang masih gembur, atau pada tanah dengan struktur ringan bisa diterapkan pengolahan seperlunya saja (minimum tillage) agar tidak merusak struktur tanah,disamping itu dapat menghemat tenaga, waktu serta memanfaatkan air yang tersedia.
Tanah yang baik untuk pertanaman stroberi  ialah tanah lempung berpasir dengan pH 5,8 - 6,5.  Untuk peningkatan pH digunakan kapur kalsit atau dolomite . Setelah pengapuran biasanya lahan dibiarkan 2-3 minggu sebelum penanaman.  Pada lahan kering dosis kalsit 4 ton/ha, sedangkan dolomite 6-7 ton/ha. Untuk meningkatkan bahan organik tanah, tanah diberi tambahan bahan sumber bahan organik yaitu pupuk kandang dan sumber bahan organik potensial setempat, yang tersedia dan mempunyai hara tinggi  misalnya sisa tanaman, pupuk hijau, sampah kota, limbah industri, yang terlebih dulu dikomposkan (Porasi :pupuk organik hasil fermentasi).
Pada sistem penanaman dengan karung  cara penyiapan media tanamnya sebagai berikut :
- Lapisan dasar karung diisi dengan tanah yang berasal dari lapisan subsoil seberat 12 kg - Lapisan atas  untuk tempat tumbuh perakaran diisi dengan media tanam seberat 13 kg
  yang terdiri dari campuran tanah topsoil seberat 9 kg dan porasi padat seberat 4 kg. 
- Porasi padat sebelum dicampurkan dengan tanah, ditambahkan dulu dengan agen hayati  Gliocladium sp - dan Trichoderma  untuk memberantas inokulum sumber penyakit tanaman.  Setiap 100 kg porasi tambahkan 2 bungkus (200 g),campurkan sampai rata, simpan selama 1 minggu dalam kondisi lembab.
 
2.  Penyediaan Bibit
            Idealnya bibit stolon stroberi dihasilkan dari pertanaman khusus untuk bibit, bukan dari tanaman produksi. Bibit  F 0 tersebut ditanam di lokasi yang lebih dingin hingga tidak pernah berbuah tetapi hanya menghasilkan stolon hingga tidak perlu dibongkar setiap tahunnya. Dengan cara demikian, bibit dihasilkan selalu berupa bibit F 1.  Bibit F 1 ditanam di ketinggian di atas 1.500 m. dpl. Bibit tersebut dikembangkan di dataran yang lebih rendah untuk dibuahkan.
     Sebaiknya bibit untuk pertanaman produksi buah tidak melebihi dari generasi F2.
     Stolon untuk bibit ini harus dihasilkan dari tanaman induk yang berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.

2. Pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.

3. Pembuatan lubang tanam
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.


4. Cara penanaman
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.

5. Penyulaman
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.

6. Pemangkasan
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.

7.Pemupukan susulan
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/
tanaman .  Selain dengan pupuk NPK, setelah tanaman berumur 2 bulan  dilengkapi pula dengan pupuk porasi cair dengan selang waktu 7-10 hari sekali .   Pupuk organik cair disemprotkan keseluruh permukaan tanaman juga bisa disiramkan ke permukaan tanah.

8. Hama dan Penyakit  Stroberi
8.1 Hama.
a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii).
Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda.
Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat.
b. Tungau  (Tetranychus sp -Tarsonemus sp).
Bagian yang diserang: daun, tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok.
c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya.
8.2.  Penyakit dan Pengendaliannya
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman.
     Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan    
     berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman.
     Pengendalian :  perbaikan      drainase, sanitasi kebun,
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/
    Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer ).
    Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak
    saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah
    busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, dan gunakan insektisida organik pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan
Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
     Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman,dan berikan insektisida organik  pada awal penanaman.

d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun t
idak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
     Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat,dan campurkan pada awal penanaman.
9.  Pengendalian Penyakit
- Pemakaian bibit yang bebas penyakit,biasanya diperoleh dari penghasil bibit yang
   mempunyai reputasi baik. Sudah saatnya kita memiliki daftar nama kultivar benih
   beserta status ketahanan dan kepekaannya terhadap penyakit .
-  Pilih lahan yang berdrainase baik, peninggian bedengan sangat membantu
   memperbaiki drainase
-  Lahan penanaman jangan memakai lahan bekas pertanaman famili solanaceae atau
   tanaman stroberi yang terkena penyakit layu verticilium.
- Lahan terbuka sehingga terkena sinar matahari yang penuh.
- Hindari pemakain pupuk Nitrogen yang terlalu berlebihan
- Penggunaan mulsa
-Membersihan sisa sisa tanaman sroberi dari pertanaman sebelumnya
- Praktek pengairan/penyiraman diusahakan agar sisa air penyiraman yang menggenang harus secepatnya hilang.
- Lalulintas pemetik/ pekerja dari kebun yang terinfeksi ke kebun yang tidak terinfeksi
  dihindari

III.  PANEN DAN  PENANGANAN PASCA PANEN
            Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.
            Penanganan panen dapat dilakukan sebagai berikut:
1.  Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
    2.  Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik.    
         Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah.
         Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
         Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies;
                               (2) warna dan kematangan buah seragam.
         Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies;
                      (2) bentuk dan warna buah bervariasi.
         Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I
                       yang masih dalam keadaan baik.
     3.  Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan
          atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen.
          Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.


 

Text