Sabtu, 31 Maret 2012
Rabu, 28 Maret 2012
" Selamat Datang "
Allhamdulillah Puji dan Syukur saya ucapakan kepada Allah SWT yang dengan rahmat-Nya lah akhirnya saya mampu merintis blog milik saya yang alhamdulillah sudah saya rencanakan pembuatannya sejak dari dulu dan baru saat ini bisa saya rintis. Semoga dengan kemunculan blog saya ini bisa menjadi wadah pembelajaran khususnya bagi saya sendiri serta para pembaca pada umumnya.
Shalawat serta salam tak henti-hentinya selalu saya curahkan kepada sang pemimpin sejati yaitu Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat serta Kita semua sebagi umatnya Amin ya rabbal a'lamin.
Blog ini merupakan rumah saya didunia maya dimana lewat media inilah saya bisa berkomunikasi dengan anda. Beberapa artikel yang saya tuliskan didalam blog ini dibuat semata-mata hanya untuk keperluan dokumentasi pribadi dan sharing saja sehingga apabila anda menemukan sesuatu yang perlu diberikan tanggapan terhadapnya maka alangkah baiknya kalo anda memberikan tanggapan tersebut kepada saya. Tanggapan yang anda berikan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi saya dimana untuk kedepannya saya akan membuat tanggapan tersebut menjadi suatu pedoman dalam melakukan koreksi sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih bagi saya pribadi serta bagi anda para pembaca.
Akhir kata saya mengucapkan " selamat membaca"
Prinsip Teori Pembentukan Gas Bio
1. Latar
belakang
Peningkatan
jumlah penduduk ,peningkatan pendapatan serta kesadaran akan gizi telah
mendorong terhadap kegiatan perekonomian dalam rangka penyediaan berbagai jenis bahan pangan. Diantara bahan pangan tadi, makanan yang banyak digemari
oleh masyarakat Indonesia ialah tahu karena selain harganya terjangkau dan
mengandung protein yang tinggi. Oleh
karena itu pangsa pasar tahu sangat luas sehingga banyak pengrajin yang terjun untuk menekuni usaha ini. Usaha pembuatan tahu menghasilkan hasil
sampingan yang berupa ampas tahu yang cukup banyak. Ampas tahu masih mengandung gizi cukup tinggi dan baik untuk makanan
ternak sapi. Dalam rangka memanfaatkan ampas tahu tadi, banyak pengrajin tahu
juga melakukan diversifikasi usahanya dengan
kegiatan beternak sapi perah , karena kebutuhan masyarakat yang
meningkat baik terhadap produk
susu maupun olahannya (es yohurt) . Salah satu tempat yang melakukan kegiatan
terpadu antara pengusahaan tahu dan ternak sapi perah berada di kelurahan
Nagrog Indihiang kecamatan Indihiang kota Tasikmalaya.
Walaupun
ternak sapi perah dapat memanfatkan limbah tahu yang berupa ampas , akan tetapi di
sisi lain ternak sapi juga menghasilkan
kotoran sapi yang menjadi
salah satu sumber pencemaran lingkungan.
Upaya mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh kotoran tersebut telah
dilakukan tetapi sebatas untuk pembuatan
pupuk organic, padahal kotoran sapi ini dapat pula diolah menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih
tinggi yaitu gas bio/ biogas. Selain dari kotoran sapi, bahan baku untuk biogas
ini berasal dari berbagai macam seperti sampah, kotoran manusia, kotoran hewan
lainnya. Limbah-limbah organik (biomassa)
tadi dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses pencernaan oleh bakteri anaerob (tanpa oksigen). Gasbio yang dihasilkan
berupa campuran beberapa gas yang tergolong bahan bakar , yaitu gas metan (CH4) dan gas karbondioksida
(CO2). Produksi
gas metan dari biomassa bukan merupakan proses yang baru. Alexander Volta di abad 18 (1776) menemukan
gas metana dalam gas yang dihasilkan rawa/ payau. Hasil
identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun
1806. Becham (1868) murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882) adalah orang
pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan gas metan.
Kotoran sapi merupakan campuran antara feces, urin
dan sisa sisa pakan tersusun dari bahan-bahan organic yang strukturnya rumit dan berupa rantai yang
panjang. Di
dalam kotoran sapi secara alami terdapat bakteri yang akan menggunakan
energi yang terdapat pada bahan organic tadi. Rantai panjang bahan organic
perlu dipecah dulu menjadi rantai pendek agar energi yang ada dapat digunakan
oleh bakteri melalui serangkaian reaksi. Pemecahan rantai panjang menjadi
rantai pendek oleh enzim yang terdapat pada bakteri disebut reaksi pembusukan
(fermentasi) yang akan membentuk gas bio yaitu metana.
2. Pencemaran lingkungan oleh limbah
kotoran sapi.
Kotoran sapi sebagai limbah
pengusahaan peternakan dapat menjadi penyebab menurunnya mutu lingkungan melalui pencemaran lingkungan yang
akan menggangu kesehatan manusia.
Feces dan urine merupakan
komponen terbesar dari kotoran sapi ,masih
mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan
jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai
pencemaran air (air permukaan dan air bawah tanah) oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total
sapi dengan berat badannya 5000 kg, selama satu hari kotorannya dapat mencemari
9.084 x 10 7 m3 air. Sapi dengan bobot 450 kg menghasilkan limbah berupa feses dan urin
lebih kurang 25 kg per hari sehingga jumlah air yang mendapatkan pencemaran
dapat dihitung, apalagi kalau pembuangan kotoran tadi dilakukan langsung ke
sungai. Salah satu akibat pencemaran air
tersebut ialah meningkatnya kadar nitrogen sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi oksigen yang disebabkan oleh proses nitrifikasi. Pencemaran air juga terjadi karena proses dekomposisi
kotoran ternak akan meningkatkan BOD dan COD (Biological/Chemical Oxygen
Demand).
Selain
melalui air pencemaran juga terjadi
secara biologis . Kotoran yang basah
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan lalat. Pencemaran biologis lainnya ialah adanya
pathogen yang membahayakan manusia seperti adanya Salmonella sp penyebab disentri, dan penularan penyakit antraks.
Dalam
keadaan keringpun kotoran sapi dapat menimbulkan
pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu, dan bau yang ditimbulkannya.
Pengaruh
negative lainnya yaitu proses pencernaan
sapi akan menghasilkan gas metan yang cukup tinggi yang merupakan salah satu
gas yang menyebabkan pemanasan global dan perusakan ozon.
3. Potensi Kotoran Sapi sebagai penghasil Gas
Bio
Substrat yang dianggap
paling cocok sebagai bahan dasar pembuatan gas bio yaitu kotoran sapi karena
substrat tersebut telah mengandung bakteri di dalam system pencernaannya yang
berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput atau hijauan berserat
tinggi.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa
tinja sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa, 10.20 % lignin,
34.72% total karbon organik, 1.26 total nitrogen, 27.56 CN ratio 6:1 0.73% P, dan 0.68% K.
Hewan – hewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak
ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa dan kandungan lainnya didalam
rumput menjadi molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Sisa pencernaan
oleh bakteri anaerobic di dalam perut sapi ini adalah gas metana
yang dikeluarkan oleh sapi melalui mulut.
Bakteri
yang terbawa oleh kotoran sapi apabila digunakan untuk produksi gas bio dalam
tangki penghasil gas (pencena) akan mempercepat terbentuknya gas bio. Komposisi gas bio terdiri
dari : metana antara 50 – 80%, 20 – 50% karbondioksida dan sedikit
gas lain seperti karbon monooksida, hidrogen, nitrogen, oksigen,hidrogen sulfide. Kualitas
gas bio yang baik adalah gas bio yang kadar metananya tinggi (diatas 70%).
Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai
kalor) pada gas bio. Gasbio memiliki nilai kalor
yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan
murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3.
Pada umumnya peternak sapi
di Indonesia mempunyai rata- rata 2 – 5 ekor sapi dengan lokasi yang tersebar
tidak berkelompok ,melakukan pembuangan limbahnya dengan begitu saja ke
lingkungan. Umumnya
setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah
padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses.
Hasil biogas dari rata 3 –
5 ekor sapi tersebut setara dengan 1-2 liter minyak tanah/hari
. Volume gas bio 1
m3 setara
dengan elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter kayu
bakar 3,5 kg.
.
3. Mekanisme pembentukan gas bio.
Pembentukan gasbio dilakukan oleh mikroba pada situasi
anaerob, yang meliputi tiga tahap yaitu tahap Hidrolisis, tahap Asidifikasi dan
tahap pembentukan gas metan (metanogenik).
Pembentukan gas bio dapat dilihat pada gambar 1. di bawah ini.
Gambar 1. Pembentukan Gas Bio
1. Tahap
I (Hidrolisis).
Tahap ini dikenal pula sebagai tahap pemecahan
polimer oleh enzim yang berasal dari bakteri. Pada tahap hidrolisis terjadi
pelarutan bahan-bahan organic dan pencernaan bahan organic komplek menjadi
sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer dengan
bantuan air (hidro). Contohnya ialah :
·
Celulosa
yang terdiri dari polimer gula dipecah
menjadi gugus gula oleh selulase,
·
amilosa oleh amylase menjadi gula
(monosakarida),
·
protein
oleh protease menjadi peptide dan asam
amino
· lemak oleh lipase menjadi asam lemak.
2. Tahap
pengasaman.
·
Pada tahap ini, bakeri mengubah
senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2).
Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam.
Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon
yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada
kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana oleh
mikroorganisme pada proses selanjutnya.
·
Selain itu bakteri tersebut
juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi asam organic (Asam
propionate, asam butirat), alkohol, asam amino, karbondioksida, H2S,
dan sedikit gas.
3.
Tahap Pembentukan Gas Metana
Pada
tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan
berat
molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai
contoh
bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan
asam asetat untuk membentuk
metana
dan CO2. Bakteri penghasil
asam dan gas metana bekerjasama secara
simbiosis.
Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk
bakteri
penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana
menggunakan
asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses
simbiotik
tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganismepenghasil asam.
Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung pada saat
pembentukan gas
Bakteri yang membantu dalam proses-prosses ini
ialah : Bakteri yang membantu dalam proses Streptococcus bovis, . Butyrivibrio fibrisolvens, Bacteroides
succinogenes, , Methanobrevibacter ruminantium, Methanobacterium
formicicum , Methanobacillus, ethanomicrobium
mobile, Methanococcus,
Methanobacterium, dan Methanosarcina
4. Penutup
Dari
uraian diatas jelaslah bahwa kotoran sapi sangat berpotensi untuk pembuatan gas
bio karena ketersediannya cukup sebagai limbah dari usaha peternakan , juga
sudah mengandung bakteri – bakteri yang dapat mempercepat terbentuknya gas bio
apabila diproses dalam tangki pencerna (bio digester). Pembuatan gas bio yang berasal dari kotoran
sapi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta
mengurangi gas metan sebagai salah satu gas penyebab pemanasan global. Serangkaian tahapan reaksi harus dilalui agar
kotoran sapi menghasilkan gas bio yaitu
tahap hidrolisis, tahap pengasaman dan tahap pembentukan gas metan. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan terjadi
oleh bantuan bakteri-bakteri anaerobic yang mengasilkan enzim.
Daftar Pustaka:
http://www.energysavers.gov/your_workplace/farms_ranches/index.cfm/mytopic=30003, How
Anaerobic Digestion (Methane Recovery) Works [dikunjungi 16 April 2010].
http://crat.sci.waikato/farm/content/microbiology.html#,
cowsgut,[dikunjungi 16 April 2010].
http://crat.africa-web.org/Biogas/BIOGAS%20CHEMISTRY.htm ,Biogas Chemistry
[dikunjungi 16 April 2010].
Kharistya amar, 2004, Rancang Bangun dan Uji Kinerja
Biodigester Plastik Polyethilene Skala Kecil, Skripsi, Program Studi Teknik
Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran ,Bandung Adobe Acrobat Document
Label:
Pengabdian Masyarakat
Pengolahan Daun Lidah Buaya
I. Pendahuluan
Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan agroindustri semakin
luas dan produk yang dihasilkan semakin beraneka ragam. Pangan merupakan suatu
permasalahan vital karena menyangkut kebutuhan gizi seseorang. Guna menunjang
hal tersebut diperlukan makanan yang memiliki nutrisi baik dan tentunya
didukung oleh teknologi pengolahan pangan yang tepat. Adanya beraneka ragam
produk yang beredar di pasar membuat masyarakat lebih peduli terhadap
kesehatan, sehingga muncul trend
untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami (back to nature). Kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan membuat permintaan terhadap produksi.
Tanaman
lidah buaya (aloe vera) dewasa ini
merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang
sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agroindustri.
Lidah buaya atau bahasa latin disebut
dengan Aloe vera sudah tidak asing
lagi terdengar di telinga masyarakat. Bentuknya yang unik, mirip
tanaman kaktus, berduri, daunnya yang menjulur ke atas, kaku bagai lidah atau
pedang yang tajam serta berlendir, membuat masyarakat
mudah
untuk
mengingatnya. Saat ini mungkin
hampir semua ibu-ibu atau pecinta tanaman mempunyai tanaman lidah buaya di
pekarangan rumah mereka sebagai penghias kebun. Lidah buaya yang ditanam di
depan rumah, selama ini kita mengetahui dapat dimanfaatkan sebagai penyubur
rambut tetapi masih banyak juga khasiat lain yang terkandung pada tanaman ini.
Selain itu Aloe vera juga dapat diolah menjadi berbagai makanan ataupun minuman
menyehatkan ataupun beberapa produk kesehatan lain setelah melalui proses
pengolahan.
2. Kandungan Gizi dan Manfaat
Lidah Buaya
Kandungan
gizi dalam pelepah daun lidah buaya sangat lengkap terdiri dari :
aloin,dan atrakuinon untuk memperlancar pencernaan, aloenin, aloesin, emodin, minyak atsiri
,karbohidrat (lignin, glukomanan),lipida
(cholin,inositol,asam folat ), vit A,
B1, B2, B3, B12, C, E, K, Mineral Ca, Mg, K, Sodium (Na), Fe, Zn). Enzim
amilase, catalase, selulase, carboxipeptidase, berbagai asam amino.
Banyak
kelebihan dan potensi sebagai bahan pangan karena semua bagian dari tanaman
dapat dimanfaatkan. Bagian-bagian lidah buaya yang digunakan antara lain daun,
getah daun dan gel bening. Potensi ini sebenarnya sudah mulai dikembangkan
namun sampai saat ini belum termanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan hasil
penelitian tanaman lidah buaya mempunyai begitu banyak manfaat untuk kesehatan,
maka penggunaan lidah buaya yang semakin bervariasi akan meningkatkan nilai
ekonomi dan selera konsumen terhadap lidah buaya.
Pengobatan dengan lidah buaya juga tercatat
dalam dokumen-dokumen sejarah pengobatan Arab, Yunani, India, dan China. Di
China tanaman ini dipercaya ampuh sebagai obat awet muda, dan hasil
penelitian terkini menyebutkan bahwa lidah buaya mampu memperbaiki sel kulit
yang rusak. Ada juga yang menyebutkan khasiat tanaman ini untuk mengatasi
impotensi. Seorang ahli farmasi Romawi bernama Pedianos Discorides membuat
deskripsi lengkap tentang lidah buaya. Ia menyebutkan khasiatnya antara lain
sebagai obat tidur, sembelit, memar, sakit mata, dan luka pendarahan. Di
Afrika, lidah buaya dipasang dipintu masuk setiap rumah dengan maksud ada
harapan hidup yang panjang dan berjalan baik, ia juga sebagai jimat penolak
bala dan kekuatan jahat. Selain itu para pemburu di Kongo selalu membaluri
sebagian tubuh mereka dengan lidah buaya supaya binatang buruan tidak kabur
lantaran mencium bau manusia. Gel lidah buaya juga dipakai anak-anak Kolombia
untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan serangga. Berbagai penelitian di
Amerika, Rusia, Arab,India dan Jepang telah membuktikan keampuhan dari tanaman
ini bagi kesehatan. Aloe vera potensial mengurangi kadar gula pasien diabetes,
menekan pertumbuhan sel kanker bahkan menghambat pertumbuhan virus HIV.
Selain memanjakan lidah, kebiasaan menkonsumsi lidah buaya mampu mencegah kanker karena kandungan acemannan yang berfungsi sebagai imunostimulator atau meningkatkan kekebalan tubuh. Pemanfaatan lidah buaya tidak hanya berkhasiat untuk kesehatan saja, seiring dengan perkembangan zaman, banyak produk kecantikan yang tersedia di pasaran. Ada sabun muka, krim mata, obat creambath, sampai pelembab bibir dengan bahan baku Aloe vera.
Selain memanjakan lidah, kebiasaan menkonsumsi lidah buaya mampu mencegah kanker karena kandungan acemannan yang berfungsi sebagai imunostimulator atau meningkatkan kekebalan tubuh. Pemanfaatan lidah buaya tidak hanya berkhasiat untuk kesehatan saja, seiring dengan perkembangan zaman, banyak produk kecantikan yang tersedia di pasaran. Ada sabun muka, krim mata, obat creambath, sampai pelembab bibir dengan bahan baku Aloe vera.
Tanaman lidah buaya juga bermanfaat
untuk mengurangi pencemaran lingkungan karena dapat menyerap gas yang mencemari
lingkungan melalui kemampuanya mengasimilasi zat tersebut lewat mulut daunnya.
Pelepah daun sukulen (daging tebal,
berlendir /gel) dapat diolah menjadi berbagai makanan olahan yang
bernilai gizi tinggi. Berbagai makanan
olahan tersebut ialah : jus,cocktail / manisan ,teh ,selai ,jelly,dodol ,dll.
Sekarang ini pelepah daun lidah
buaya dijadikan komoditi perdagangan internasional, Jepang merupakan negara
dengan kebutuhan pelepah buaya terbesar yaitu 300 ton/bulan, untuk berbagai
bahan baku seperti, kosmetik, makanan dan minuman kesehatan. Sedangkan negara eksportir terbesar ialah :
Brazil dan Thailand. Selain itu, Indonesia saat ini masih mengimpor hasil dari
olahan lidah buaya seperti sabun, samphoo, powder dan olahan
lainnya. Melihat kebutuhan pasar ekspor yang besar tersebut, maka budidaya
lidah buaya merupakan usaha bisnis yang menggiurkan.
3. Makanan , minuman berbahan
baku Aloe vera
Bagian-bagian dari tanaman
lidah buaya yang umum dimanfaatkan adalah: (a) daun, daging daun yang dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun
dalam bentuk ekstrak, (b) eksudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa
pahit dan kental), secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan
rambut, penyembuhan luka, dan sebagainya, (c) gel (bagian berlendir yang
diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan).
Makanan
dan minuman berbahan baku tersebut diantaranya ialah :
·
Cocktail/Nata de
aloe/Cendol
·
Selai/dodol/Jelly
·
Risoles
·
Minuman sari lidah
buaya
·
Teh lidah buaya
·
ice cream
(1). Pembuatan Cocktail/Nata de Aloe/Cendol
Alat yang digunakan yaitu:pisau, baskom, talenan, dll, sedangkan bahannya yaitu : daun Aloe vera, air kapur, sirop, gula
Cara membuatnya :
Alat yang digunakan yaitu:pisau, baskom, talenan, dll, sedangkan bahannya yaitu : daun Aloe vera, air kapur, sirop, gula
Cara membuatnya :
- Kupas
kulit lidah buaya
- Potong lidah buaya bentuk dadu
- Rendam potongan Aloe vera dalam air kapur selama 1 hari
- Bilas potongan Aloe vera dengan air sampai bersih
- Potong lidah buaya bentuk dadu
- Rendam potongan Aloe vera dalam air kapur selama 1 hari
- Bilas potongan Aloe vera dengan air sampai bersih
- Rebus potongan Aloe vera
kedalam air yang sudah mendidih sekitar 10 menit
- Produk
dari Nata de Aloe vera yang sudah jadi bisa digunakan untuk membuat es campur,
es buah atau campuran makanan misalnya jelly lidah buaya.
Pembuatan Aloe vera dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram alir proses
pengolahan daun lidah buaya dalam sirup untuk industri kecil (Djubaedah, 2003,
Pengolahan lidah buaya dalam sirup, Balai Besar Industri Agro)
(2). Pembuatan cendol/ dawet.
Alatnya dan bahannya
sama hanya gula yang dipakai gula merah (gula kawung/kelapa) dan santan . Cara
pembuatan sama hanya potongan lidah buaya dipotong panjang, setelah dipotong
panjang direndam dalam air jeruk nipis selama 1 hari. Setiap
12 jam sekali air jeruk diganti. Setelah itu dibilas dengan air bersih. Rebus
ke dalam air mendidih sebentar, campur dengan sirup gula merah dan lengkapi
dengan santan tambahkan es batu.
(3). Selai
Selai adalah produk
makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari campuran 45 bagian berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Tiga
bahan pokok pada proses pembuatan selai atau jeli adalah pektin, asam, dan gula
dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.
Selai lidah buaya adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula
tinggi dan dibuat dari bubur daging lidah buaya. Pembuatan bahan ini tidak
sulit, dan biayanya tidak mahal. Berikut ini adalah cara sederhana mengolah
lidah buaya menjadi selai:
Bahan-bahan
1.
1 kg daging lidah buaya.
2.
500 gram Gula Pasir.
3.
0,1 % asam askorbat atau 1
gram per liter air atau asam sitrat 0,2 % atau 2 gram per liter.
4.
0,5 % natrium benzoat atau 5
gram per kg daging lidah buaya.
5.
3 gram agar-agar bubuk atau
½ bungkus.
Cara Membuat
1.
Lidah buaya yang sudah
bersih direndam di dalam larutan asam askorbat selama 15 menit, lalu ditiriskan
dan dihancurkan menggunakan blender.
2.
Hasil hancuran ini
dipanaskan sesaat, kemudian ditambahkan gula pasir, asam sitrat, dan agar-agar.
3.
Dipanaskan hingga mendidih
sambil diaduk, lalu ditambahkan bahan pengawet benzoat.
4.
Jika telah terbentuk gel,
pemanasan dihentikan dan busa yang ada di permukaan selai dibuang.
Selai siap dikemas dalam
botol
(4).
Minuman Sari Lidah Buaya.
Cara pembuatan :
Langkah-langkah
pembuatan minuman dari lidah buaya adalah sebagai berikut :
1.
Tahap pertama adalah pemilihan daun lidah buaya. Pilih daun yang tebal dan belum
terlalu
tua, karena daun yang demikian rasa
getirnya belum terlalu tajam. Ciri-ciri daun yang belum terlalu tua adalah :
warnanya hijau bintik-bintik putih bagian tepi daun
berduri lunak dan pucat.
2.
Tahap selanjutnya cuci daun lidah buaya sampai bersih , kupas
bagian kulitnya dan
ambil dagingnya.
3.
Ke dalam potongan daging lidah buaya tambahkan air dengan
perbandingan 4 : 1 antara
daging dan air yang digunakan
4. Blender campuran daging
dan air sampai hancur, kemudaian ekstraknya disaring dengan
kain penyaring atau
dengan menggunakan saringan plastik.
5. Tahap selanjutnya,
tambahkan gula pasir sejumlah 10-15% , asam sitrat sejumlah 0,1 –
0,25 %, garam dapur sejumlah
0,025 – 0,1%, esence dan pewarna secukupnya.
6. Kemudian campuran bahan-bahan tersebut dimasak
dengan suhu 85-900C selama kurang
lebih 20-25 menit.
7. Dalam keadaan masih panas, masukan larutan tadi kedalam
botol-botol yang sudah disterilkan yaitu dengan cara dimasak dalam air mendidih
selama kurang lebih 1-2 jam. Banyaknya larutan yang dimasukkan ke dalam botol
sebaiknya tidak terlalu penuh , yaitu dengan menyisakan ruang udara sebanyak
1,5
-
2,5 cm dari bagian atas
botol.
8. Kemudian botol-botol yang
berisi larutan lidah buaya tadi dipanaskan dalam air mendidih
selama kurang lebih 10-15 menit. Kemudian angkat
botol dan tutup dengan segera.
9. Langkah berikutnya, biarkan botol-botol berisi
minuman lidah buaya tersebut dingin pada
suhu ruangan.
10. Tahap terakhir dari pembuatan minuman lidah
buaya ini adalah pemberian label pada
botol
(5) Risoles isi Ragout Lidah Buaya
Bahan
untuk kulit :
150 g tepung terigu
1 butir telur, kocok lepas
300 ml air
1 sdm mentega/margarin, lelehkan
¼ sdt garam halus
Bahan untuk Isi:
250
g koktail lidah buaya matang
60 g daging kakap cincang
1 batang daun bawang, iris halus
1 sdt gula pasir
1 sdm kecap asin
1 sdt ketumbar, haluskan
3 siung bawang putih, haluskan
4 butir bawang merah, haluskan
1/2 sdt lada halus
1/2 sdt garam halus
3 sdm minyak goreng
Lapisan:
2 butir telur, kocok lepas
60 g tepung panir
Cara Membuat:
1. Kulit: Campur tepung
terigu, dengan air, mentega, telur dan garam, aduk rata. Saring. Panaskan wajan
datar anti lengket yang telah diberi sedikit minyak. Tuang satu sendok sayur
adonan kulit. Buat dadar tipis. Lakukan hingga adonan habis. sisihkan.
2. Isi: Panaskan minyak,
tumis bawang merah, bawang putih dan ketumbar hingga harum. Masukkan daging
ikan
cincang, aduk hingga
ikan berubah warna. Masukkan koktail lidah buaya
yang telah dirajang. Bumbui dengan lada, garam, kecap asin dan gula pasir. Masak
sambil sesekali diaduk hingga semua bahan matang. Angkat.
3. Ambil satu
lembar kulit risoles. Masukan 2 sendok makan
bahan isi. Lipat dan gulung. Lakukan hingga habis.
4. Celupkan risoles
ke dalam kocokan telur dan gulingkan ke atas tepung panir hingga seluruh
permukaan terselimuti tepung.
5. Panaskan minyak, goreng risoles hingga matang dan berwarna
kuning kecokelatan, angkat. Atur di dalam piring saji. Hidangkan
hangat.
(6). Racikan Berkhasiat Obat dari Lidah Buaya:
Beberapa penyakit yang dapat
disembuhkan cacingan, luka bakar, bisul, luka bernanah; amandel, sakit
mata, keseleo, kosmetik, jerawat. Bagian dari Lidah Buaya yang berkhasiat obat:
daun, bunga dan akar.
(a). Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah,
diambil bagian dalam yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit
kepala sesudah mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang
memuaskan.
(b). Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya,
tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.
( c). Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam,
tempelkan pada bisulnya.
(d). Kencing manis (DM):
1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat
durinya, dipotong-potong seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1
1/2 gelas. Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan.
(e). Batuk rejan:
Daun sekitar 15 – 18 cm, direbus kemudian
ditambah gula, minum.
(f). Syphilis:
Bunga ditambah daging: Direbus, minum.
(g). Cacingan, susah buang air kecil:
15 – 30 gram akar kering lidah buaya direbus,
minum.
(h). Sesak nafas (asma) :
ambil 1 tangkai lidah buaya, cuci bersih,
panggang, kemudian diperas. minumlah hasil perasan setelah di beri gula batu
atau madu.
(i). Wasir:
1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan
duri-durinya, cuci bersih lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2
sendok makan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali.
(j). Sembelit (pencahar):
|
ambil
1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya, isinya
dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan tambahkan 1 sendok
makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali.
PERHATIAN :
"Dilarang pakai untuk
wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare"
Label:
Pengabdian Masyarakat
Budidaya Strawberry Ramah Lingkungan
I. Latar Belakang
Stroberi merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beberapa petani di Indonesia, khususnya didaerah dataran tinggi telah melakukan budidaya tanaman stroberi secara komersial. Prospek usaha stroberi sangat menjanjikan, produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga jual yang cukup tinggi. Produk olahan stroberi juga banyak diminati di pasaran, stroberi juga dapat diolah menjadi selai, manisan, sirup, dodol, yoghurt, maupun es krim.
Buah stoberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid,antosianin, dan kaempferol. Kandungan tersebut menjadikan stroberi sebagai alternatif yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko beberapa penyakit kanker dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh. Buah stoberi juga berguna untuk membantu penerapan zat besi dari sayuran yang dikonsumsi. Selain itu, buah stoberi dapat membantu proses diet dan baik bagi penderita diabeters. Buah stoberi juga dapat dimanfaatkan untuk kecantikan, diantaranya obat jerawat, mempercantik kulit, memutihkan gigi, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan. Kandungan gizi pada buah stroberi sangat lengkap, komposisinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Kandungan Gizi
|
Nilai Satuan
|
Air
|
92 g
|
Energi
|
30 Kkal
|
Protein
|
0,6 g
|
Lipid (total)
|
0,4 g
|
Karbohidrat
|
7 g
|
Serat
|
0,5 g
|
Abu
|
0,4 g
|
Kalsium
|
14 mg
|
Besi
|
0,4 mg
|
Magnesium
|
10 mg
|
Fosfor
|
19 mg
|
Kalium
|
166 mg
|
Natrium
|
1 mg
|
Zn, Cu, dan Mn
|
< 0,5mg
|
Vitamin C
|
56,7 mg
|
Lemak Jenuh
|
0,02 mg
|
Lemak tidak jenuh monolipid
|
0,052 mg
|
Lemak tidak jenuh polilipid
|
0,186 mg
|
Kolesterol
|
0
|
Fitosterol
|
12 mg
|
Asam amino
|
522 m
|
Manfaat buah stroberi yang sangat banyak terhadap kesehatan tubuh manusia akan sia-sia kalau di dalam buah yang dikonsumsi terdapat residu pestisida yang sudah mencapai ambang yang dapat membahayakan tubuh yang disebabkan oleh proses budidaya tanamannya menggunakan pupuk ,pestisida dan bahan lainnya yang tidak bijaksana. Kondisi demikian tampaknya tidak dapat dipertahankan lagi, apalagi mengingat pemberlakuan ISO 14000 dalam era globalisasi tentang jaminan kesehatan selama proses produksi hortikultura di dalam pasar global. Residu pestisida dan bahan bahan kimia sintesis lainnya, selain berbahaya bagi kesehatan manusia juga akan berdampak terhadap lingkungan alam sekitarnya. Usaha yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut ialah dengan menerapkan pertanian ramah lingkungan.
Berbagai istilah yang sering kita dengar dalam mewujudkan pertanian sehat antara lain seperti pertanian ramah lingkungan dan pertanian selaras dengan alam yang pada prinsipnya sama, yaitu suatu sistem budidaya pertanian sehat dengan masukan rendah yang akan menjamin keberlanjutan usaha pertanian
Prinsip sistem pertanian sehat ini meliputi : (1) memproduksi bahan makanan yang berkualitas tinggi (bebas dari senyawa / polutan anorganik racun) dalam jumlah yang cukup, (2) memperbaiki dan mendukung siklus biologis dalam usaha tani dengan memanfaatkan mikrobia, flora dan fauna tanah serta tumbuhan dan tanaman, (3) mengelola dan meningkatkan kelestarian kesuburan tanah, (4) meminimalkan segala bentuk kerusakan dan polusi dalam tanah, serta (5) memanfaatkan dan menghasilkan produk pertanian organik yang mudah dirombak dari sumber yang dapat didaur ulang
II. Budidaya Stroberi Ramah Lingkungan.
1. Pemilihan Lokasi , Pengolahan Tanah, Penyiapan Media Tanam
Lokasi lahan untuk penanaman stroberi diusahakan di lahan yang bukan bekas pertanaman kentang, terung, tomat, dan sefamili lainnya minimum 3 tahun terakhir untuk mencegah cendawan verticilium yang menyebabkan penyakit layu.
Pada tanah yang sudah padat perlu digarpu agar lapisan bawah lebih gembur. Tetapi pada tanah yang masih gembur, atau pada tanah dengan struktur ringan bisa diterapkan pengolahan seperlunya saja (minimum tillage) agar tidak merusak struktur tanah,disamping itu dapat menghemat tenaga, waktu serta memanfaatkan air yang tersedia.
Tanah yang baik untuk pertanaman stroberi ialah tanah lempung berpasir dengan pH 5,8 - 6,5. Untuk peningkatan pH digunakan kapur kalsit atau dolomite . Setelah pengapuran biasanya lahan dibiarkan 2-3 minggu sebelum penanaman. Pada lahan kering dosis kalsit 4 ton/ha, sedangkan dolomite 6-7 ton/ha. Untuk meningkatkan bahan organik tanah, tanah diberi tambahan bahan sumber bahan organik yaitu pupuk kandang dan sumber bahan organik potensial setempat, yang tersedia dan mempunyai hara tinggi misalnya sisa tanaman, pupuk hijau, sampah kota, limbah industri, yang terlebih dulu dikomposkan (Porasi :pupuk organik hasil fermentasi).
Pada sistem penanaman dengan karung cara penyiapan media tanamnya sebagai berikut :
- Lapisan dasar karung diisi dengan tanah yang berasal dari lapisan subsoil seberat 12 kg - Lapisan atas untuk tempat tumbuh perakaran diisi dengan media tanam seberat 13 kg
yang terdiri dari campuran tanah topsoil seberat 9 kg dan porasi padat seberat 4 kg.
- Porasi padat sebelum dicampurkan dengan tanah, ditambahkan dulu dengan agen hayati Gliocladium sp - dan Trichoderma untuk memberantas inokulum sumber penyakit tanaman. Setiap 100 kg porasi tambahkan 2 bungkus (200 g),campurkan sampai rata, simpan selama 1 minggu dalam kondisi lembab.
2. Penyediaan Bibit
Idealnya bibit stolon stroberi dihasilkan dari pertanaman khusus untuk bibit, bukan dari tanaman produksi. Bibit F 0 tersebut ditanam di lokasi yang lebih dingin hingga tidak pernah berbuah tetapi hanya menghasilkan stolon hingga tidak perlu dibongkar setiap tahunnya. Dengan cara demikian, bibit dihasilkan selalu berupa bibit F 1. Bibit F 1 ditanam di ketinggian di atas 1.500 m. dpl. Bibit tersebut dikembangkan di dataran yang lebih rendah untuk dibuahkan.
Sebaiknya bibit untuk pertanaman produksi buah tidak melebihi dari generasi F2.
Stolon untuk bibit ini harus dihasilkan dari tanaman induk yang berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.
2. Pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
3. Pembuatan lubang tanam
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
3. Pembuatan lubang tanam
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
4. Cara penanaman
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
5. Penyulaman
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
6. Pemangkasan
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
7.Pemupukan susulan
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/tanaman . Selain dengan pupuk NPK, setelah tanaman berumur 2 bulan dilengkapi pula dengan pupuk porasi cair dengan selang waktu 7-10 hari sekali . Pupuk organik cair disemprotkan keseluruh permukaan tanaman juga bisa disiramkan ke permukaan tanah.
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/tanaman . Selain dengan pupuk NPK, setelah tanaman berumur 2 bulan dilengkapi pula dengan pupuk porasi cair dengan selang waktu 7-10 hari sekali . Pupuk organik cair disemprotkan keseluruh permukaan tanaman juga bisa disiramkan ke permukaan tanah.
8. Hama dan Penyakit Stroberi
8.1 Hama.
a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii).
Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda.
Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat.
b. Tungau (Tetranychus sp -Tarsonemus sp).
Bagian yang diserang: daun, tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok.
c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya.
8.2. Penyakit dan Pengendaliannya
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman.
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman.
Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan
berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman.
Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun,
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/
Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer ).
Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak
saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah
busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, dan gunakan insektisida organik pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman,dan berikan insektisida organik pada awal penanaman.
d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tidak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tidak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah. Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat,dan campurkan pada awal penanaman.
9. Pengendalian Penyakit
- Pemakaian bibit yang bebas penyakit,biasanya diperoleh dari penghasil bibit yang
mempunyai reputasi baik. Sudah saatnya kita memiliki daftar nama kultivar benih
beserta status ketahanan dan kepekaannya terhadap penyakit .
- Pilih lahan yang berdrainase baik, peninggian bedengan sangat membantu
memperbaiki drainase
- Lahan penanaman jangan memakai lahan bekas pertanaman famili solanaceae atau
tanaman stroberi yang terkena penyakit layu verticilium.
- Lahan terbuka sehingga terkena sinar matahari yang penuh.
- Hindari pemakain pupuk Nitrogen yang terlalu berlebihan
- Penggunaan mulsa
-Membersihan sisa sisa tanaman sroberi dari pertanaman sebelumnya
- Praktek pengairan/penyiraman diusahakan agar sisa air penyiraman yang menggenang harus secepatnya hilang.
- Lalulintas pemetik/ pekerja dari kebun yang terinfeksi ke kebun yang tidak terinfeksi
dihindari
III. PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN
Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.
Penanganan panen dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
2. Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik.
Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah.
Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies;
(2) warna dan kematangan buah seragam.
Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies;
(2) bentuk dan warna buah bervariasi.
Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I
yang masih dalam keadaan baik.
3. Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan
atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen.
Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.
Label:
Pengabdian Masyarakat
Langganan:
Postingan (Atom)
Catatan Kecil
"Jika ikan terakhir dari sungai terakhir telah dikail,
Jika pohon terakhir dari hutan terakhir telah ditebang,
Dan jika bison terakhir telah disembelih
Maka uang tidak akan ada gunanya"
Pepatah Indian Kuno
Jika pohon terakhir dari hutan terakhir telah ditebang,
Dan jika bison terakhir telah disembelih
Maka uang tidak akan ada gunanya"
Pepatah Indian Kuno